Labels

Wednesday 6 April 2011

Jembatan kasih sayang

Suatu siang,ada dua orang kakak beradik yang hidup disebuah desa. Entah karena apa akhirnya mereka jatuh kedalam suatu pertengkaran serius,dan ini pertama kalinya mereka bertengkar sedemikian hebatnya. Padahal selama lebih 40tahun mereka hidup rukun berdampingan,saling meminjamkan peralatan pertanian,bahu-membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan. Namun kerjasama yang akrab itupun kini rusak. Dimulai dari kesalahpahaman yang kecil kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki. Beberapa minggu berlalu mereka saling berdiam diri dan tidak bertegur sapa.

Suatu pagi,seseorang mengetuk rumah sang kakak,dan didepan pintu,berdiri seorang pria membawa sebuah kotak perkakas.

“Maaf tuan,sebenarnya saya mencari sebuah pekerjaan,barangkali tuan dapat memberi beberapa pekerjaan kepada saya untuk diselesaikan” kata pria itu dengan ramah.

“Ooo,,,kebetulan sekali,saya punya sebuah pekerjaan untukmu. Kau lihat rumah dilahan pertanian diseberang sungai sana? Itu adalah rumah tetanggaku,maksudku itu rumah adikku. Minggu lalu dia mengeruk bendungan dan mengalirkan airnya ketengah padang rumput itu,sehingga menjadi sungai yang memisahkan tanah kami. Barangkali dia melakukan itu untuk mengejekku,tapi aku akan membalasnya lebih setimpal. Nah,sekarang kau lihatlah disana ada setumpukan kayu? Aku ingin kau membuatkan pagar setinggi 10meter untuk ku,sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya.Pokoknya aku ingin melupakannya”.

“Ooo,,baik,saya mengerti maksud tuan,tapi mungkin tuan bisa mempersiapkan segala sesuatunya,terutama peralatan-peralatan untuk saya bekerja,karena saya akan mengerjakan sesuatu yang akan membuat tuan merasa senang”.

Kemudian sang kakak pergi ke kota,untuk belanja berbagai kebutuhan dan mempersiapkannya untuk situkang kayu. Setelah itu ia meninggalkan situkang kayu untuk bekerja sendirian. Sepanjang hari si tukang kayu bekerja keras, mengukur,menggergaji dan memaku. Dan disore harinya, ketika kakak petani itu kembali,tukang kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dan betapa terkejutnya ia melihat hasil kerja situkang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar kayu seperti yang dimintanya. Yang ada hanya sebuah jembatan kayu yang melintasi sungai dan menghubungkan kedua lahan pertanian itu. Jembatan itu begitu indah dengan undakan-undakan yang tertata rapi. Dan dari seberang sana,tiba-tiba terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki jembatan itu dengan kedua tangan yang terbuka lebar.




“Kakak,kau sungguh baik hati,mau membuatkan jembatan ini,padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu selama ini,maafkan aku ya kak” kata sang adik kepada kakaknya. Dua bersaudara itupun bertemu ditengah-tengah jembatan,saling berjabatan tangan dan berpelukan.

Melihat hal itu,tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi.

“Hey...jangan pergi dulu tukang kayu,tinggallah beberapa hari lagi,kami mempunyai beberapa pekerjaan untukmu”pinta sang kakak.

“Sesungguhnya saya ingin tinggal beberapa hari lagi disini bersama anda tuan, tapi masih banyak lagi jembatan-jembatan yang harus saya selesaikan untuk orang lain”.

Hm...hm..hm...ini akan berhasil bila yang dibuatkan jembatan merasa bahwa yang bikin jembatan bermaksud baik, tapi kalau sebaliknya malah curiga apa ia akan menjadi jembatan kasih sayang? Atau malah menjadi jembatan untuk memperuncing masalah? Namun demikian hubungan baik adalah suatu hal yang pantas untuk diusahakan. Jangan putus asa selalu ada cara untuk memperbaiki silahturahmi...yang penting tulus dan jangan lupa berdoa.

No comments:

Post a Comment