Labels

Monday 11 February 2013

Bagaimana Mengenali dan mengatasinya stress pada anak

Latar Belakang
Dunia anak merupakan saat yang menyenangkan , karena hanya berisi hal-hal yang menyenangkan, membahagiakan dan ketenangan. Tapi pernahkan kita berfikir bahwa dunia mereka kadang tidak seperti yang kita perkirakan. Kenyataan membuktikan bahwa anak-anak bisa mengalami kondisi yang tidak menyenangkan dan mengganggu kehidupannya seperti orang dewasa. Permasalahan-permasalahan yang dialami anak bisa berasal dari diri sendiri maupun lingkungan, apabila kondisi ini berlarut larut maka akan mengganggu perkembangan mental dan fisiknya.
Ketika orang dewasa mengalami kondisi tertekan yang menyebabkannya stress umumnya mereka bisa mengenali dan sering bisa mengatasinya dengan bermacam cara dan depend mechanism. Namun apabila kondisi tertekan atau stress terjadi pada anak yang belum bisa mengenali dirinya akan sangat berpengaruh pada perkembangan psikologisnya. Maka orang dewasa dalam hal ini orang tua, guru atau pembimbinglah yang bisa membantu mereka mengatasi kondisi ini, tentunya dengan ijin ALLOH .
            Stres mengacu pada sesuatu yang timbul yang kita rasakan dala  hidup kita sehari-hari. Stres adalah motivasi yang kita butuhkan untuk bergerak, merupakan suatu energy yang dapat kita gunakan secara efektif. Begitu banyaknya kegiatan yang bisa kita lakukan namun apabila kita tidak bisa  mengatasi maka hanya akan membuat kita tidak nyaman dan menjadi tertekan. Stres kita ketahui sebagai interaksi antara tuntutan lingkungan dengan ketrampilan individu  (Charles Spielberger.1979).
Tanda Dan Gejala stress pada anak.
Anak-anak yang sedang mengalami stress mungkin tidak tahu bahwa mereka sedang berada dalam kondisi stres, sehingga dibutuhkan peran orang tua untuk mengenali tanda-tanda stress pada anak. Pengenalan tanda-tanda stress pada anak secara dini oleh orang tua sangat membantu anak-anak untuk coping dengan situasi yang mereka alami. Namun, berbeda dengan orang dewasa, gejala stres pada anak sangatlah tidak mudah untuk dikenali.
Secara umum gejala atau tanda-tanda stres pada anak dapat dikelompokkan dalam beberapa katagori:
a) gejala fisik: seperti ngompol, sulit tidur, menurunnya napsu makan, gagap, sakit perut, sakit kepala, dan mimpi buruk,
b) gejala emosi: ditandai dengan rasa bosan, tidak adanya keinginan untuk berpartisipasi pada aktivistas di rumah maupun di sekolah, takut, marah, menangis, kebiasaan berbohong, mengasari teman, atau memberontak terhadap aturan-aturan, bereaksi secara berlebih-lebihan terhadap masalah-masalah yang kecil, dan perubahan drastis dalam penampilan akademik;
c) gejala kognitif: ditunjukkan melalui ketidakmampuan berkonsentrasi atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sekolah, dan suka menyendiri dalam waktu yang lama;
d) gejala tingkah laku: ditunjukkan dengan ketidakmampuan mengontrol emosi, menunjukkan sikap brutal dan keras kepala, dan perubahan tingkah laku jangka pendek seperti temperamen yang berubah-ubah dan perubahan dalam pola tidur, munculnya kebiasaan-kebiasaan baru seperti mengisap jempol, memutar-mutar rambutnya, atau mencubit-cubit hidung
Sumber Penyebab Stres pada Anak
Selain mengenali dan memahami gejala stress pada anak, orang tua juga harus mengetahui sumber-sumber penyebab stres pada anak. Mengetahui penyebab lebih awal akan membantu kita untuk melakukan penanggulangan dampak dengan lebih baik.
1.     Faktor internal, seperti rasa lapar, rasa sakit, sensitif terhadap suara gaduh, ribut, keramaian orang dan perubahan suhu.
2.    faktor eksternal yang meliputi faktor orang tua, keluarga, sekolah, teman atau lingkungan anak tersebut.
Faktor internal
Faktor ini berkaitan dengan kemampuan fisik dan kesiapan mental anak menghadapi hal-hal yang bisa membuatnya stress, sehingga anak perlu dibekali kesiapan menghadapi stres sejak masa kecilnya agar anak dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Dalam kondisi tertentu, rasa lapar dan rasa sakit seringkali memicu amarah si kecil, uring-uringan dan marah-marah. Dorongan rasa lapar atau rasa sakit yang sangat bisa membuatnya tidak mampu mengontrol emosi dan keinginan mengelurakan emosi negatifnya sangat tinggi. Tidak terpenuhinya keinginan akan makanan tertentu yang dia sukai atau rasa sakit yang tak kunjung hilang bisa membuatnya meledak-ledak karena daya tahannya menurun, sehingga stres dengan mudah menyerangnya. Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu juga bisa membuat kita stres karena kita sulit menyesuaikan diri. Anak-anak pun demikian, sehingga hal ini berpengaruh terhadap semangat dan kemauannya. Banyak pula anak-anak yang mengalami stres di keramaian orang, dengan suasana keributan dan gaduh.
Faktor eksternal
·      Orang tua dan keluarga
Hubungan kedua orang tua yang tidak harmonis, konflik rumah tangga, pertengkaran, perceraian dan perubahan komposisi dalam keluarga bisa membuat anak-anak stres. Misalnya, Ayah dan Ibu bercerai, lalu menikah lagi dan ia punya saudara tiri. Hal ini sangat memberatkannya karena ia belum tentu bisa cepat beradaptasi dan menerima kenyataan. Selain itu, adanya tuntutan orang tua terhadap anak untuk selalu menjadi yang terbaik atau berprestasi akademik bagus bisa membuatnya tertekan. Penting juga untuk diperhatikan bahwa sikap orang tua yang suka melakukan labelling (seperti anak bodoh, anak nakal,dll.) atau membanding-bandingkan antaranggota keluarga, seperti adik lebih pintar dari kakak atau kakak lebih rajin daripada adik bisa menimbulkan stres pada anak. Walaupun tujuannya untuk memotivasi, efeknya negatif terhadap psikologisnya bisa sangat fatal karena anak bisa menjadi pribadi yang tidak percaya diri, selalu merasa rendah dan gagal, serta tidak mandiri dan takut salah. Tujuan yang baik harus disampaikan dengan cara yang baik dan bijaksana.
·      Sekolah
Tugas sekolah atau pekerjaan rumah (PR) yang bertubi-tubi dan bertumpuk, bisa membuat anak kewalahan, lelah dan stres. Materi pelajaran yang terlalu banyak dan padat, serta jam sekolah yang terlalu lama juga bisa menimbulkan stress. Di samping itu, suasana belajar yang tidak nyaman dan metode pembelajaran yang kurang efektif (kurang menyentuh aspek emosional/afektifnya) bisa membuat anak sulit mengikuti dan menyesuaikan kemampuannya, sehingga lama-lama anak menjadi malas, jenuh dan stres menghadapi pelajaran di sekolah. Memaksakan anak mengikuti kegiatan les atau kursus tertentu yang tidak sesuai dengan keinginannya juga bisa menimbulkan hal yang sama.
·      Lingkungan
Meskipun dunia anak dunia bermain, dalam praktiknya lingkungan  bermain pun bisa membuatnya stress. Pertengkaran yang berlanjut menjadi sebuah permusuhan hingga terjadi kekerasan sesama teman (bulliying) bisa membuatnya takut bermain di luar rumah dan enggan berteman karena anak merasa dijahati dan stres ketika ia merasa tidak mampu melawan. Tayangan atau tontonan yang tidak mendidik, menonjolkan kekerasan juga merupakan faktor yang perlu diwaspadai karena memicu proses imitasi (meniru), serta berkembangnya emosi dan tingkah laku negatif, seperti suka membentak, berkata-kata kotor, bersikap kasar, ketakutan, cemas dan marah yang meledak-ledak. Selain itu, kehilangan sesuatu yang berharga pun misalnya mainan atau hewan kesayangan, serta kehidupan sehari-hari yang cepat berubah dan tidak teratur (dengan baik) bisa menyebabkan stres.
Dampak Stress Pada Anak-anak
·         Dampak positif misalnya pada saat mengikuti kejuaraan tertentu dan mengendarai sepeda dan ini adalah yang sangat normal terjadi terutama pada anak-anak.
·         Dampak negatif, dampak yang terjadi tergantung dari usia anak saat itu dan kuat serta potensialnya tekanan tersebut.
Melatih si kecil menghadapi stres
Stres yang dialami si kecil bisa berawal dari hal-hal yang kita anggap biasa, seperti berebut mainan dengan temannya, cara dan ekspresi kita saat menegurnya atau tugas sekolah. Jika ia stres dengan hal tersebut, maka ia akan mengalami kegelisahan. Hal ini bisa berlarut-larut jika kita biarkan. Ketika si kecil menunjukkan gejala-gejala stres bahkan depresi, segera dekati dan ajak ia bicara, dan tanyakan penyebabnya dengan cara yang tidak membuatnya merasa diserang atau dipaksa. Mulailah berbicara, ngobrol sebagai sahabat sekaligus orang tuanya untuk menyiapkan kemungkinan mengeliminasi penyebab kegelisahannya dan mengatasinya. Orang tua bisa mengajarkan anak berlatih menghadapi dan mengurangi kadar stres dengan relaksasi ringan ala Michele Borba, pengarang Big Book of Parenting Solution seperti dilansir kompas.com berikut ini.
·      Melatih pernapasan
Ajarkan si kecil untuk meniupkan kekhawatirannya lewat hembusan napas. Ajar mereka untuk melakukan gerakan seakan meniup balon yang ada di dalam perutnya. Gerakan ini dimaksudkan agar si kecil menghirup napas yang dalam, tahan hingga 3 hitungan, lalu hembuskan sambil mengeluarkan suara “aaaa”. Letakkan telapak tangan si kecil pada perutnya untuk ia merasakan napasnya yang masuk ke dalam perutnya. Seringnya si kecil bernapas dengan dada dengan gapah, bukan dengan perutnya. Mengambil napas dalam-dalam dan perlahan adalah cara termudah untuk meredam stres dan membiarkan kekhawatiran mereda.
·      Membiarkan ketegangan melayang
Coba minta anak Anda untuk menegangkan setiap otot pada tubuhnya dan kaku seperti kayu, sehingga setiap tulang pada tubuhnya tegang. Tunggu beberapa saat, lalu dalam hitungan cepat, minta ia untuk membuat tubuhnya sangat lunglai. Saat ini dilakukan berulang kali, ia akan mengetahui cara membuat tubuhnya relaks. Ketika ia sudah mengenali tubuhnya sendiri, ia bisa menyadari bagian-bagian mana pada tubuhnya yang terasa kaku ketika ia sedang dalam tekanan (stres), entah itu lehernya, pundaknya, atau rahangnya. Ketika salah satu bagian pada tubuhnya menegang akibat stres, minta ia untuk menutup matanya, berkonsentrasi pada titik tersebut, buat bagian tersebut menegang selama 4 detik, lalu lemaskan. Saat melakukan teknik ini, minta ia untuk membayangkan stres dan kekhawatirannya terbang mengawang dari atas kepalanya dan jari-jari kakinya hingga ia benar-benar merasa tenang dan kalem.
·      Kata-kata positif untuk tetap tenang
Ajarkan si kecil untuk mengucapkan kata-kata penguat di dalam kepalanya untuk mengurangi ketegangan. Seperti “Tenang”, “Aku Pasti Bisa”, “Gampang”.
·      Tempat nyaman
Coba tanyakan pada si kecil, di mana ia biasa merasa sangat tenang. Misal; pantai, ranjangnya, rumah kakek, atau tempat bermainnya yang lain. Ketika ia merasa sangat tegang, mintalah ia untuk menutup matanya dan membayangkan lokasi tadi sambil bernapas perlahan.
·      Formula  1 + 3 + 10
Katakan pada si kecil, ketika ia mulai merasakan tubuhnya tegang karena ada rasa tertekan, ajarkan ia formula 1+3+10. Pertama, angka 1 merupakan ucapan ia dalam hatinya untuk “tenang”. Selanjutnya, angka 3 melambangkan banyaknya napas perlahan dan mendalam yang harus ia hirup dan hembus dari perutnya. Sementara angka 10, merupakan hitungan yang di dalam kepalanya. Tempelkan formula ini di kamarnya atau di lemari es agar ia terus mengingat formula tersebut.
·      Kotak pembasmi stres
Tak ada cara yang benar maupun salah dalam mengurangi tingkat stres. Kuncinya hanyalah menawarkan pilihan agar si kecil bisa memilih apa yang terbaik untuknya. Ketika ia sudah menemukan penghilang stresnya sendiri, ia harus terus melatihnya hingga ia bisa menghapuskan stresnya sendiri. Keluarga bisa menciptakan kotak pembasmi stres. Isi kotak tersebut dengan alat-alat pembasmi stres. Misal, kertas kosong dan pensil (untuk menggambar stres yang pergi menjauh), bola remas, lilin mainan atau tanah liat untuk dibentuk, mp3, atau cd relaksasi. Isi kotak ini bisa digunakan tiap ada anggota keluarga yang merasa stres atau tertekan.
·      Relaksasi dan pernapasan dengan yoga
Saat ini latihan yoga sudah sangat bervariasi dan bisa diikuti oleh siapa pun, termasuk anak-anak. Coba ikuti kelas yoga bersama si kecil agar ia bisa belajar melatih pernapasan. Atau belilah DVD yoga untuk berlatih bersama di rumah.
Menanggulangi stres yang dialami anak
Selain tindakan mencegah, melatih dan mengendalikan stres, sebagai orang tua,guru atau pembimbing, kita juga harus mau dan mampu menanggulanginya agar stres yang dialami anak tidak berlarut-larut dan berkepanjangan menjadi depresi. Kita bisa melakukan beberapa hal berikut berkaitan dengan menjaga kondisi fisik, stabilitas emosi dan menciptakan lingkungan yang nyaman.
·      Berikan anak asupan nutrisi yang baik dan bergizi agar kondisi badannya tidak melemah. Atur pola istirahatnya dengan tidur cukup agar sel-sel otaknya bisa rileks dan memacu pertumbuhan hormon-hormon pembangkit mood juga semangat. Kedua hal ini sangat membantu kestabilan tenaga dan emosi anak-anak dalam menghadapi stress.
·      Luangkan dan ciptakan quality time untuk anak. Manfaatkan sesempit apapun waktu untuk berkomunikasi dengan anak setiap hari. Tanyakan kondisi anak, dengarkan ketika ia bercerita mengutarakan masalah yang sedang dihadapinya, berikan respon positif dan biarkan ketika ia menuliskan apa yang dipikirkan dan dirasakannya dengan menulis diary. Hal ini akan membantu mengurangi kadar stres bakan bisa mengobatinya karena ia merasa sangat berarti bagi orang tuanya.
·      Ciptakan suasana nyaman di rumah dan siapkan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan anak, sehingga ia dapat bermain, berimajinasi, mengembangkan kreativitasnya, serta mengekpresikan bakat seninya, seperti bermusik, menggambar, menulis, menari dan berkerasi dengan kertas atau tanah liat. Seni-seni seperti ini bisa menjadi terapi kecerdasan dan kesehatannya.
·      Bantulah si kecil untuk belajar mengidentifikasi bermacam strategi penanggulangan stres. Misalnya, mengajarkannya cara meminta pertolongan jika ada seseorang yang mengganggunya, mengajarinya bersikap terbuka dengan mengatakan apa yang disukai dan tidak disukainya atau meninggalkan orang yang bisa menganggu kenyamanannya
·      Berikan anak pengetahuan dan pengertian untuk mengenal emosi, menamai bentuk-bentuk emosi atau perasaannya, serta menerima dan mengekspresikannya dengan tepat. Hal ini dapat membantunya mengelola emosi dan menyalurkan stresnya
·      Ajarkan anak untuk mentransfer strategi pengendalian stres dengan mengalihkannya kepada situasi yang lain, misalnya membayangkan tempat-tempat yang disukai untuk dikunjungi dan menghayal mengunjungi tempat-tempat tersebut. Hal ini juga befungsi sebagaai langkah melatih anak menghadapi stres.
·      Berikan pujian yang logis dan wajar setiap kali mereka melakukan hal-hal yang baik. Pelukan hangat atau ciuman sayang bisa dilakukan agar mereka merasa dihargai dan dicintai, sehingga ketika ia mengalami stres ia tidak akan merasa dirinya benar-benar “hilang” dan tak berguna. Ia akan merasa memiliki orang yang siap mendukungnya dan mempercayai orang tuanya.
·      Ciptakan dan gunakan humor-humor segar untuk mencairkan kegelisahan dan kesedihannya akibat stres. Ajaklah ia menonton tayangan komedi yang baik, yang bisa membuatnya tertawa lepas. Humor bisa menjadi penyangga perasaan dari situasi yang kurang baik, dan tertawa senang bisa meningkatkan mood-nya. Selain itu, humor juga baik untuk menjaga persepsi anak tentang hidup dan permasalahannya. Anak bisa memandang masalah yang dihadapinya dengan sisi humornya, sehingga ia tidak terbelenggu stres.
·      Berikanlah contoh dan teladan yang baik kepada mereka sehingga mereka akan meniru tingkah laku orang tuanya. Tunjukkan kepada mereka keahlian untuk mengontrol pengendalian diri dan keahlian untuk mengendalikan stress. Dengan melihat hal ini akan memberikan keuntungan bagi mereka karena nantinya mereka akan mampu mengendalikan stress mereka secara baik.
·      Cari informasi mengenai penanggulangan stres pada anak melalui media massa, seperti televisi, koran, majalah, dan internet. Saling berbagi pengalaman mengasuh anak dan bertukar pikiran mengenai masalah anak-anak dengan teman atau sahabat sangat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai penanggulangan stres. Jika masalah yang dihadapi terlalu berat untuk dihadapi sendiri, jangan segan untuk mengajak anak berkonsultasi dengan ahli atau para profesional.
·      Tanamkan dan ajarkan nilai-nilai agama pada anak sejak dini. Sebaik-baik tempat berkeluh kesah dan mengembalikan masalah adalah Allah SWT. Ajaklah si kecil untuk membiasakan diri beribadah dan berdoa untuk menumbuhkan kebutuhan spiritual dalam dirinya, serta mengembangkan kecerdasan spiritualnya dalam menghadapi stres yang ia alami. Kelak, pembelajaran dan pendidikan seperti ini bisa membentengi mental dan jiwanya dari keterpurukan saat menghadapi masalah karena ia mempercayai dan meyakini kekuatan Tuhan. 
 
Sumber :http://tkbintangkusolo.blogspot.com/2012/01/strees-pada-anak-bagaimana-mengenali.html

Saturday 2 February 2013

Bolu Kukus Pelangi

                                                         


Demam Rainbow belum selese nih, sekarang giliran bolu kukus yang dibuat versi rainbownya:
Cara membuat kue ini sangat gampang dan cepat, asal bahan-bahannya fresh dan dalam keaadan suhu ruang pasti jadi dan hasilnya mekar-mekar.
Resep Bolu Kukus Mekar
  • 500 gram Gula pasir (bisa dikurangi dikit klo ga suka manis)
  • 500 gram Tepung Terigu serbaguna (segita biru)
  • 5 butir Telur ayam ukuran besar ( kalo kecil 6 butir)
  • 1 Sdm SP
  • 1 kaleng Sprite 250ml
  • Pewarna makanan
Note: aku pake Merah(Cross Diva); Jingga,Kuning,biru(Kupu-kupu); Hijau(pasta Melon Ny.Liem); Ungu(pasta Blueberry Ny.Liem)

Cara:
  • Siapkan kukusan, panaskan.
  • Campur semua bahan jadi satu, Mikser dengan kecepatan tinggi (+/- 15 menit)
  • Setelah adonan kental siap dibagi menjadi 6 warna, beri pewarna +/- 3 tetes atau sesuai selera.
  • Tuang adonan berselang seling dalam cetakan yang sudah dialasi cup kertas.
  • Kukus +/- 15 menit.

Note: untuk rasa, dengan resep ini sudah tidak tercium lagi aroma amis telurnya. tetapi bisa ditambahkan pasta spt pasta moka atau pasta buah2an biar rasa dan aromanya lebih enak dan wangi ;)

Mengapa Allah ciptakan Iblis........................

Tak ada  Allah memciptakan segala sesuatunya tanpa manfaat dan tujuan...walaupun itu suatu hal yang sangat buruk dan jahat sekalipun. Sumber keburukan itu adalah iblis. Ia menjadi setan yang akan menjadi penggoda yang akan menjerumuskan manusia ke neraka. Tapi hikmah lainnya adalah iblis itu diciptakan adalah untuk menjadi pembeda mana manusia yang berkualitas mana yang tidak. Hikmah Malaikat dan jin bersujud kepada manusia adalah manusia adalah sentralnya. Malaikat dan setan adalah pelengkapnya. 2 makhluk Allah itu untuk mencari kualitas manusia terbaik dalam menyembah sang penciptanya. Karena tujuan Allah menciptakan manusia dan jin hanya untuk menyembahNya, sehingga Iblis dan malaikat itu diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

1. Dengan adanya setan dan iblis, maka manusia berjuang menghadapi musuh Allah dan musuh manusia itu, dan dengan demikian ia dapat meraih kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah.

2. Dengan adanya iblis dan setan, manusia memanjatkan permohonan atau doa perlindungan kepada Allah, sehingga sekian keburukan dapat ditampik dan banyak kemaslahatan dapat dipetik.

3. Dengan adanya iblis dan setan serta sanksi yang diperolehnya, bertambah rasa takut dan pengabdian malaikat dan orang-orang beriman kepada Allah. Mereka takut jangan sampai mendapat murka, sebagaimana iblis. Dan ini pada gilirannya menambah pula pengabdian mereka. Disamping itu, peristiwa yang dialami iblis itu dapat menjadi pelajaran berharga bagi setiap hamba Allah.

4. bahwa kehadiran iblis dan setan merupakan salah satu kodrat Ilahi dan bahan ujian bagi manusia.

5. Adapun kehadiran iblis dan setan sebagai ujian …ungkapan yang menyatakan : Manusia mengenal kebaikan, sejak ia mengenal setan.

6. Eksistensi saya diperlukan untuk wujudnya kebaikan; jiwa saya yang penuh kegelapan harus terus demikian agar dapat merefleksikan bahaya Ilahi".

7. Hanya dengan adanya iblis dan setan maka dengan demikianlah dapat diketahui kualitas manusia. 
 8. Menambah rasa Syukur dalam diri manusia karena ia adalah makhluk terbaik yang diciptakan Allah sehingga Iblis dan malaikat diciptakan untuk mencapai titik terbaik dari seorang manusia dimata ia adalah sentral dalam penciptaaan alam fana